Kisah cinta. Apakah itu anugrah? Apakah itu sebuah kebahagiaan? atau hanya merasakan sakit hati yang sangat pada akhirya. Mungkin aku tidak mudah menjawab atau memperkirakannya, tetapi menurutku kisah cinta hanya membuang waktuku untuk berjuang mnggapai ciat-cita dan impianku. Begitulah kata-kata hati yang berbisik dari seorang pelajar jenius dan berbakat yang sedang termenung dalam teriknya siang itu. Walau pun tampang, kepribadian dan styleku terbilang oke dan aku mudah berinteraksi dengan siapapun, tetapi untuk menjalin suatu kisah cinta rasanya begitu sulit bagiku.
Cinta, Cinta, Cinta . . .
Apakah aku akan merasakan indahnya cinta??
***
Joe mengampiri sosok pelajar yang sedang termenung.
"Hey! Ngapain bengong gitu? Siang bolong gini malah melamun. hahaha.." kata Joe, sahabat karib Anton.
"Hah! Apaan?" kata Anton yang terbangun dari lamunannya. Anton adalah pelajar SMA yang berhasil mengarumkan nama sekolahnya dalam bidang science. Selain itu ia pun berbakat di bidang olahraga.
"Ngelamunin yang aneh-aneh ya kau? Tumben seorang pelajar berprestasi sedang melamun," canda Joe.
"Wah. bercanda ini! Memangnya saya tidak boleh apa?! Saya bukannya melamun, tapi lagi termenung!" sergah Anton.
"Sorry bro," kata Joe.
"Ya sudah tak apa! Ayo kita ke kantin! Saya sudah lapar," ajak Anton sembari menarik tangan Joe menuju kantin sekolah. Bagi Anton, Joe adalah sahabat yang selalu bisa membuatnya tertawa di saat dia kesusahan. Mereka bagai 2 orang manusia yang selalu teguh dan setia dengan namanya persahabatan, walau berbagai suka dan duka mereka sering berbagi hanya untuk membebaskan beban pikiran mereka agar menjalani hidup dengan senyuman. Dan inilah merupakan keindahan dalam persahabatan, saling mendukung, saling menasihati dan saling berbagi.
Dalam kehangatan obrolan 2 sahabat ini di kantin sekolah.
"Ton, kamu tahu gadis tercantik di sekolah ini?" kata Joe membuka obrolannya dengan Anton.
"Memangnya siapa? Selama ini aku jarang memikirkan hal seperti itu," kata Anton sambil memainkan sendok dan sepiring nasi goreng yang ia pesan.
"Yaaa... Kemana aja kamu? Sekali-kali tak apa lah mengetahui hal seperti itu, daripada dengan buku terus. hehe... Begini sobat, menurut teman-teman kita, Putri itu adalh gadis tercantik di sekolah ini," kata Joe.
"Terus?" kata Anton yang masih asik memainkan sendok dan sesekali menyuapkan nasi goreng itu ke mulutnya.
"Menurut gosip yang beredar di kalangan teman-teman, si Putri itu naksir kamu lho! Sepertinya dia tertarik sama kamu," tambah Joe.
"Oyah?? Bagus lah. Berarti, meskipun aku sibuk mengutak-atik pelajaran masih ada gadis yang tertarik denganku," kata Anton datar. Joe pasrah saja melihat Anton, sahabatnya ini yang seperti tidak tertarik dengan apa yang ia katakan. Tetapi ini adalah awal bagi Anton, seorang pelajar berprestasi ini untuk pertama kalinya merasakan indahnya cinta dan Joe ingin Anton merasakannya, sahabat karibnya walau ia hanya memendam keinginan itu dan tidak dibicarakan ke sahabatnya.
Seminggu kemudian. Joe mendekati Putri yang sedang berkumpul dengan teman-temannya.
"Hay Put." sapa Joe kepada Putri.
"Hay juga.. Joe??" kata Putri membalas teguran Joe.
"Hmm... Maaf ganggu nih. Joe cuma mau nanya beneran kamu suka Anton, sahabatnya Joe?" tanya Joe yang ingin membuktikan gosip itu.
"Iya... Emang kenapa?" balas Putri malu-malu.
"Enggak kok, Joe ingin membuktikan gosip yang lge ng-in di sekolah. Ya kalau Putri beneran suka Anton, Joe bantu deh. Lagi pula Joe ingin lihat sahabat Joe ini merasakan jatuh cinta dan itu pun kalau Putri serius dengan dia," papar Joe.
"Ou... Sekarang Antonnya mana? Tumben ga bareng dia,"
"Biasalah dia lagi di perpus. Siswa berprestasi sih kebanyakan gaul dengan buku. hehe... Nah ini kesempatan Put untuk berkenalan dengan Anton," tambah Joe sambil mengajak Putri ke Perpustakaan Sekolah.
Tiba di perpus, Joe menyuruh Putri masuk ke dalam perpus, tetapi ia tidak melihat Anton. Saat menyusuri barisan rak buku tanpa sengaja Putri menabrak seseorang.
"Aduh... maaf! Saya tidak sengaja," ujar Putri sambil membereskan buku yang berserakan.
"Tak apa," balas lelaki itu, dingin.
Ketika kedua remaja itu berdiri dan bertatap muka. Mereka terpake, terpesona dan saling takjub apa yang mereka saling lihat.
"Anton??" tanya Putri kemudian.
"Iya. Kok kamu tahu namaku?" kata Anton kebingungan.
"Aku Putri,"
"Putri?" ujar Anton. "Jangan-jangan dia gadis yang waktu itu diceritakan oleh si Joe. Wahhh... ternyata benar dia memang cantik," dalam batin Anton takjub.
"Anton! kok melamun sih," sergah Putri.
"Ah.. Ou enggak apa-apa," kata Anton, terkejut.
Dari awal pembicaraan ini tampak Anton dan Putri semakin akrab saja dan Joe sebagai sahabat Anton merasa senang dan tersenyum melihat Anton yang jatuh cinta kepada Putri begitu pula sebaliknya.
Sebulan kemudian,
"Hey Joe !!!" kata Anton, ceria.
"Wahh... Lagi seneng ya?" tanya Joe, tersenyum.
"Yaaaaa... hahahaha.. Tahu saja kau. Begini kawan Anton yang sekarang sedang jatuh cinta,"
"Oiyah. Selamet ya.. Terus kpan kamu mau nyatakan cinta kamu ke dia?"
"Aku maunya hari Minggu sore, tempatnya . . . . . . . ada deh. hahahaha.... tapi aku bingung bagaimana menyatakannya, aku tak ahli dalam percintaan," tutur Anton.
"Ehmmm.... kalau kata Joe biar romantis dan berkenang buat dia, Anton coba dengan sebuah pucuk puisi dan bacakan dengan hati yang tulus kepada dia," saran Joe.
"Oke! Anton usahakan, walau jujur Anton tidak bisa dalam berbahasa apalagi dengan namanya sebuah puisi cinta," kata Anton.
"Sippp!! Good luck ya sob!" kata Joe tersenyum sembari menjabat tangannya Anton.
Minggu sore, di sebuah teluk dengan karang-karang yang indah nan kokoh menahan ganasnya deburan ombak, terlihat dua insan remaja berjalan di bawah sang mentari yang akan kembali ke peraduannya.
"Put... Anton ingin mengungkapkan sesuatu," kata Anton yang terlihat gugup, namun dia berusaha untuk tetap tenang dan memegang tangan Putri dengan mesra.
"Hah? Boleh. Memangnya mau mengungkapkan apa?" kata Putri, penasaran dan dia tau Anton akan menyatakan cintanya kepada dia, Putri menunggu.
"Sejak pertemuan kita di perpus dulu, Anton merasa jatuh cinta pada pandangan pertama dan Anton ingain memberikan sesuatu yang bernama cinta kepada mu," lanjut Anton
"Wahhh.... so sweet banget. Sebenarnya Puti juga suka kamu dan setelah pertemuan itu juga Putri merasa jatuh cinta,"
"Kalau begitu dengarkan puisi yang khusus Anton ciptakan untuk mu, Putri. Walau aku tak jago berbahasa, tetapi untuk rasa cinta yang sudah memuncak ini akan Anton bacakan puisi cinta yang tulus dari hati,"
Cinta, Cinta, Cinta . . .
Apakah aku akan merasakan indahnya cinta??
***
Joe mengampiri sosok pelajar yang sedang termenung.
"Hey! Ngapain bengong gitu? Siang bolong gini malah melamun. hahaha.." kata Joe, sahabat karib Anton.
"Hah! Apaan?" kata Anton yang terbangun dari lamunannya. Anton adalah pelajar SMA yang berhasil mengarumkan nama sekolahnya dalam bidang science. Selain itu ia pun berbakat di bidang olahraga.
"Ngelamunin yang aneh-aneh ya kau? Tumben seorang pelajar berprestasi sedang melamun," canda Joe.
"Wah. bercanda ini! Memangnya saya tidak boleh apa?! Saya bukannya melamun, tapi lagi termenung!" sergah Anton.
"Sorry bro," kata Joe.
"Ya sudah tak apa! Ayo kita ke kantin! Saya sudah lapar," ajak Anton sembari menarik tangan Joe menuju kantin sekolah. Bagi Anton, Joe adalah sahabat yang selalu bisa membuatnya tertawa di saat dia kesusahan. Mereka bagai 2 orang manusia yang selalu teguh dan setia dengan namanya persahabatan, walau berbagai suka dan duka mereka sering berbagi hanya untuk membebaskan beban pikiran mereka agar menjalani hidup dengan senyuman. Dan inilah merupakan keindahan dalam persahabatan, saling mendukung, saling menasihati dan saling berbagi.
Dalam kehangatan obrolan 2 sahabat ini di kantin sekolah.
"Ton, kamu tahu gadis tercantik di sekolah ini?" kata Joe membuka obrolannya dengan Anton.
"Memangnya siapa? Selama ini aku jarang memikirkan hal seperti itu," kata Anton sambil memainkan sendok dan sepiring nasi goreng yang ia pesan.
"Yaaa... Kemana aja kamu? Sekali-kali tak apa lah mengetahui hal seperti itu, daripada dengan buku terus. hehe... Begini sobat, menurut teman-teman kita, Putri itu adalh gadis tercantik di sekolah ini," kata Joe.
"Terus?" kata Anton yang masih asik memainkan sendok dan sesekali menyuapkan nasi goreng itu ke mulutnya.
"Menurut gosip yang beredar di kalangan teman-teman, si Putri itu naksir kamu lho! Sepertinya dia tertarik sama kamu," tambah Joe.
"Oyah?? Bagus lah. Berarti, meskipun aku sibuk mengutak-atik pelajaran masih ada gadis yang tertarik denganku," kata Anton datar. Joe pasrah saja melihat Anton, sahabatnya ini yang seperti tidak tertarik dengan apa yang ia katakan. Tetapi ini adalah awal bagi Anton, seorang pelajar berprestasi ini untuk pertama kalinya merasakan indahnya cinta dan Joe ingin Anton merasakannya, sahabat karibnya walau ia hanya memendam keinginan itu dan tidak dibicarakan ke sahabatnya.
Seminggu kemudian. Joe mendekati Putri yang sedang berkumpul dengan teman-temannya.
"Hay Put." sapa Joe kepada Putri.
"Hay juga.. Joe??" kata Putri membalas teguran Joe.
"Hmm... Maaf ganggu nih. Joe cuma mau nanya beneran kamu suka Anton, sahabatnya Joe?" tanya Joe yang ingin membuktikan gosip itu.
"Iya... Emang kenapa?" balas Putri malu-malu.
"Enggak kok, Joe ingin membuktikan gosip yang lge ng-in di sekolah. Ya kalau Putri beneran suka Anton, Joe bantu deh. Lagi pula Joe ingin lihat sahabat Joe ini merasakan jatuh cinta dan itu pun kalau Putri serius dengan dia," papar Joe.
"Ou... Sekarang Antonnya mana? Tumben ga bareng dia,"
"Biasalah dia lagi di perpus. Siswa berprestasi sih kebanyakan gaul dengan buku. hehe... Nah ini kesempatan Put untuk berkenalan dengan Anton," tambah Joe sambil mengajak Putri ke Perpustakaan Sekolah.
Tiba di perpus, Joe menyuruh Putri masuk ke dalam perpus, tetapi ia tidak melihat Anton. Saat menyusuri barisan rak buku tanpa sengaja Putri menabrak seseorang.
"Aduh... maaf! Saya tidak sengaja," ujar Putri sambil membereskan buku yang berserakan.
"Tak apa," balas lelaki itu, dingin.
Ketika kedua remaja itu berdiri dan bertatap muka. Mereka terpake, terpesona dan saling takjub apa yang mereka saling lihat.
"Anton??" tanya Putri kemudian.
"Iya. Kok kamu tahu namaku?" kata Anton kebingungan.
"Aku Putri,"
"Putri?" ujar Anton. "Jangan-jangan dia gadis yang waktu itu diceritakan oleh si Joe. Wahhh... ternyata benar dia memang cantik," dalam batin Anton takjub.
"Anton! kok melamun sih," sergah Putri.
"Ah.. Ou enggak apa-apa," kata Anton, terkejut.
Dari awal pembicaraan ini tampak Anton dan Putri semakin akrab saja dan Joe sebagai sahabat Anton merasa senang dan tersenyum melihat Anton yang jatuh cinta kepada Putri begitu pula sebaliknya.
Sebulan kemudian,
"Hey Joe !!!" kata Anton, ceria.
"Wahh... Lagi seneng ya?" tanya Joe, tersenyum.
"Yaaaaa... hahahaha.. Tahu saja kau. Begini kawan Anton yang sekarang sedang jatuh cinta,"
"Oiyah. Selamet ya.. Terus kpan kamu mau nyatakan cinta kamu ke dia?"
"Aku maunya hari Minggu sore, tempatnya . . . . . . . ada deh. hahahaha.... tapi aku bingung bagaimana menyatakannya, aku tak ahli dalam percintaan," tutur Anton.
"Ehmmm.... kalau kata Joe biar romantis dan berkenang buat dia, Anton coba dengan sebuah pucuk puisi dan bacakan dengan hati yang tulus kepada dia," saran Joe.
"Oke! Anton usahakan, walau jujur Anton tidak bisa dalam berbahasa apalagi dengan namanya sebuah puisi cinta," kata Anton.
"Sippp!! Good luck ya sob!" kata Joe tersenyum sembari menjabat tangannya Anton.
Minggu sore, di sebuah teluk dengan karang-karang yang indah nan kokoh menahan ganasnya deburan ombak, terlihat dua insan remaja berjalan di bawah sang mentari yang akan kembali ke peraduannya.
"Put... Anton ingin mengungkapkan sesuatu," kata Anton yang terlihat gugup, namun dia berusaha untuk tetap tenang dan memegang tangan Putri dengan mesra.
"Hah? Boleh. Memangnya mau mengungkapkan apa?" kata Putri, penasaran dan dia tau Anton akan menyatakan cintanya kepada dia, Putri menunggu.
"Sejak pertemuan kita di perpus dulu, Anton merasa jatuh cinta pada pandangan pertama dan Anton ingain memberikan sesuatu yang bernama cinta kepada mu," lanjut Anton
"Wahhh.... so sweet banget. Sebenarnya Puti juga suka kamu dan setelah pertemuan itu juga Putri merasa jatuh cinta,"
"Kalau begitu dengarkan puisi yang khusus Anton ciptakan untuk mu, Putri. Walau aku tak jago berbahasa, tetapi untuk rasa cinta yang sudah memuncak ini akan Anton bacakan puisi cinta yang tulus dari hati,"
PUISI
Be My Love
Untuk... tersayang
Tiga minggu yang lalu...
Untuk pertama kalinya
kulihat alismu yang berbentuk setengah lingkaran dengan sumbu diameter 4 cm
Saat itulah kurasakan sesuatu yang lain dari padamu
Kurasakan cinta yang rumit bagaikan invers matriks berordo 5x5
Satu minggu kemudian aku bertemu kau lagi...
Kurasakan cintaku bertambah,
bagaikan deret divergen yang mendekati tak hingga
Dan aku semakin yakin,
hukum cinta kita bagaikan hukum kekekalan trigonometri sin2 + cos2 = 1
Kurasakan dunia bagaikan kubus ini menjadi milik kita berdua
Dari titik sudut yang berseberangan,
kau dan aku bertemu di perpotongan diagonal ruang
Walau susah sungguh bagai asimtot,
ku nyatakan cinta yang tulus ini....
be my love. . . .
Be My Love
Untuk... tersayang
Tiga minggu yang lalu...
Untuk pertama kalinya
kulihat alismu yang berbentuk setengah lingkaran dengan sumbu diameter 4 cm
Saat itulah kurasakan sesuatu yang lain dari padamu
Kurasakan cinta yang rumit bagaikan invers matriks berordo 5x5
Satu minggu kemudian aku bertemu kau lagi...
Kurasakan cintaku bertambah,
bagaikan deret divergen yang mendekati tak hingga
Dan aku semakin yakin,
hukum cinta kita bagaikan hukum kekekalan trigonometri sin2 + cos2 = 1
Kurasakan dunia bagaikan kubus ini menjadi milik kita berdua
Dari titik sudut yang berseberangan,
kau dan aku bertemu di perpotongan diagonal ruang
Walau susah sungguh bagai asimtot,
ku nyatakan cinta yang tulus ini....
be my love. . . .
Putri terkejut sungguh dang dengan gugup ia jawab,
"A... Aku juga sungguh cinta padamu,"
Dengan malam yang mul;ai menyelimuti bumi dan cinta yang sedang mekar di teluk dengan keindahan karangnya, Anton dan Putri menjalin ikatan bahagia yang bernama CINTA.
-TAMAT-
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih komennya ...